Revitalisasi SMK Cegah Pengangguran

MENTERI Pendidikan dan Kebudayaan, Muhadjir Effendy meninjau keberlangsungan program revitalisasi SMK di SMKN 9 Kota Bandung, Jalan Soekarno Hatta, Kamis (21/2/2019). Ia memastikan program revitalisasi SMK di 2,300 SMK se-Indonesia yang dimulai tahun 2017 berjalan baik.

“Kehadiran saya ke sini untuk memastikan bahwa program itu berjalan dengan baik. Dan, alhamdulillah saya menyaksikan sendiri SMKN 9 Kota Bandung ini, hasil program revitalisasi sangat bagus hasilnya, terutama berkaitan dengan kurikulum karena sudah melibatkan dunia industri dan dunia usaha,” kata Muhadjir.

Ia mengharapkan dengan adanya revitalisasi SMK ini tidak ada lagi siswa SMK yang menganggur. Ia menilai ada lulusan SMK yang banyak menganggur karena, belum ada program revitalisasi.

“Revitalisasi dimulai 2017. Jadi, 2-3 tahun ke depan baru kita bisa lihat hasilnya. Kita berharap lulusan SMK 80 persen terserap di industri. Jadi, kita harapkan akan semakin kecil jumlah lulusan SMK yang tidak terserap di lapangan diakibatkan karena mismatch antara bidang keahliannya dengan kebutuhan dunia kerja,” kata Muhadjir.

Sebab saat ini, katanya pemerintah sudah mengubah paradigma strategi, yang semula supply side menjadi demand side. Artinya, kurikulum SMK disusun oleh dunia usaha dan dunia industri, bahkan kontennya bisa mencapai sekitar 60 persen. Selain itu, siswa SMK sekitar 60 persennya harus berada di industri dan perusahaan partner.

“Ke depannya, sekolah juga harus memiliki teaching factory. Yakni, tempat praktik sungguhan, bukan tempat mainannya anak-anak SMK. Dengan begitu, produknya juga dijamin sesuai dengan kebutuhan pasar. Paling tidak, sesuai dengan standar dunia industri dan dunia usaha,” jelasnya.

Selain itu, katanya, lulusan SMK ke depan harus memiliki sertifikat. Yang mengeluarkan sertifikatnya adalah dunia industri yang bereputasi. Sehingga, ketika lulusan SMK bekerja di manapun akan dipercaya oleh dunia usaha dan industri, karena mereka sudah mengantongi sertifikat profesi dari dunia industri bereputasi.

“Saya menyarankan agar dimulai digitalisasi di semua program studi. Ini dalam rangka menyongsong industri 4.0,” katanya. Ia mencontohkan, perancangan desain fesyen selain menggambar secara manual dengan kertas dan pensil, juga perlu diajarkan menggambar grafis tiga dimensi menggunakan komputer. Begitu juga dengan pembuatan kue, harus diajarkan standarisasi dengan peralatan praktik yang dilengkapi dengan sistem digital.

Kepala Dinas Pendidikan Jawa Barat, Dewi Sartika mengatakan di Jabar ada sekitar 21 SMK yang mendapat bantuan program revitalisasi SMK. “Alhamdulillah progressnya sesuai dengan yang diharapkan. InsyaAllah di lapangan sudah banyak kemajuan dan perubahan,” kata Dewi.

Kultur di sekolah juga katanya sudah seperti di industri. Sehingga, link and match sekolah dan dunia industri dan dunia usaha sudah  sesuai dengan yang diharapkan.

Ia menyebutkan di Jabar ada 5 bidang keahlian yang direvitalisasi yakni pariwisata, industri kreatif, kemaritiman, pertanian dan agro industri, dan rekayasa teknologi.

Saat ini, katanya anggaran revitalisasi SMK sekitar Rp 2,9 miliar/ sekolah. Kegiatan tersebut digunakan untuk pembangunan sarana dan prasarana, dll. Anggaran tersebut memang masih kurang, sebab sesuai pernyataan mendikbud bahwa anggaran revitalisasi mencapai Rp 10 miliar.

Sementara itu, Plt Kepala SMKN 9 Kota Bandung, Eddy Purwanto mengatakan anggaran untuk revitalisasi di sekolahnya tahun 2019 Rp 2,9 miliar. Anggaran tersebut untuk pembelajaran, seperti peningkatan SDM, penyusunan kurikulum, manajemen  berbasis TIK. Sedangkan untuk sarana dibagi menjadi dua, yakni pemeliharaan dan peralatan.